Saya selalu percaya, ada momen-momen dalam hidup yang tidak bisa diulang, tapi akan terus dikenang selamanya. Salah satunya adalah ketika saya memutuskan untuk berangkat umroh dari Lombok. Awalnya, semua terasa seperti mimpi — keinginan yang lama tersimpan akhirnya menemukan jalannya.
Pagi itu, Lombok menyambut dengan udara segar dan langit cerah. Saya berdiri di teras rumah, menatap koper yang sudah rapi, sambil memikirkan perjalanan yang akan saya jalani. Tidak ada rasa gugup, yang ada hanya rasa haru dan syukur. Dari sini, perjalanan spiritual dimulai.
Awal Cerita: Niat dan Persiapan
Bagi saya, mempersiapkan umroh bukan sekadar mengemas pakaian atau mengurus paspor. Lebih dari itu, ini adalah soal menata hati. Saat memutuskan berangkat, saya tahu bahwa memilih penyedia perjalanan yang tepat akan sangat menentukan pengalaman ibadah.
Saya mulai mencari informasi. Bertanya kepada teman, membaca ulasan, dan membandingkan berbagai travel. Dari sekian banyak pilihan, saya menemukan satu nama yang sering disebut dengan nada puas oleh para jamaah: Fitour International.
Bukan hanya karena reputasinya yang baik, tapi juga karena mereka sudah terbiasa memberangkatkan jamaah dari Lombok. Semua diatur dari sini, sehingga perjalanan terasa lebih ringkas dan praktis.
Kenyamanan Berangkat Langsung dari Lombok
Keberangkatan langsung dari Lombok membuat segalanya lebih mudah. Tidak perlu transit jauh-jauh, tidak perlu menghabiskan waktu di bandara lain. Jamaah bisa fokus menjaga energi untuk ibadah.
Saya masih ingat saat hari keberangkatan. Di Bandara Internasional Lombok, suasana penuh semangat. Ada yang membawa keluarga besar untuk mengantar, ada pula yang datang hanya dengan pasangan. Semua wajah menampilkan senyum yang sama: senyum yang penuh harap.
Suasana di Perjalanan
Begitu pesawat mengudara, perasaan saya campur aduk. Ada rasa rindu yang belum pernah saya rasakan sebelumnya — rindu pada Tanah Suci, meski belum sampai di sana. Jamaah lain ada yang berdoa dengan khusyuk, ada yang bercakap-cakap pelan, saling menguatkan.
Dari sinilah saya sadar, perjalanan umroh tidak hanya soal ibadah pribadi. Ini juga soal kebersamaan, saling menjaga, dan belajar memahami sesama.
Tiba di Madinah: Awal yang Menenangkan
Setibanya di Madinah, pihak travel sudah menyiapkan semua. Proses imigrasi berjalan lancar, bagasi diurus dengan sigap, dan bus sudah menunggu untuk membawa kami ke hotel. Lokasi hotel yang dekat dari Masjid Nabawi membuat langkah kaki terasa ringan.
Malam pertama di Madinah, saya langsung menuju Raudhah. Meski penuh jamaah dari berbagai negara, suasana di sana begitu damai. Doa-doa terucap tanpa terasa, seakan waktu berhenti sejenak.
Keunggulan Layanan yang Terasa Nyata
Saya semakin mengerti mengapa banyak orang memilih penyedia perjalanan ini. Pendamping ibadahnya berpengalaman, sabar, dan selalu memberi arahan dengan jelas. Fasilitas yang diberikan membuat jamaah nyaman, tanpa harus bingung mengatur jadwal sendiri.
Bagi jamaah lansia, kemudahan akses dari hotel ke masjid adalah hal penting. Dan itu sudah terpenuhi.
Perjalanan ke Makkah: Semakin Dekat dengan Ka’bah
Hari berikutnya, rombongan menuju Makkah. Dalam perjalanan, kami singgah untuk mengambil miqat dan berganti pakaian ihram. Bimbingan mutawif membantu kami melafalkan niat dengan benar.
Sesampainya di Masjidil Haram, momen pertama melihat Ka’bah adalah hal yang tak akan pernah saya lupakan. Rasanya seperti pulang, meski ini adalah kali pertama saya datang.
Aktivitas Ibadah yang Teratur
Thawaf, sa’i, dan rangkaian ibadah lainnya dijalankan dengan tertib. Jadwal ziarah diatur agar jamaah tidak kelelahan, namun tetap mendapat pengalaman berharga. Kami mengunjungi Jabal Tsur, Jabal Nur, dan Padang Arafah, mendengar langsung kisah sejarah yang membuat hati bergetar.
Di setiap tempat, ada rasa kagum yang tak bisa dijelaskan. Saya membayangkan perjuangan Nabi dan para sahabat, dan menyadari betapa kecilnya ujian saya dibandingkan mereka.
Kebersamaan yang Menghangatkan
Salah satu hal yang paling saya syukuri dari perjalanan ini adalah kebersamaan dengan jamaah asal Lombok. Kami saling membantu, saling mengingatkan waktu sholat, bahkan berbagi bekal makanan khas dari rumah.
Kebersamaan seperti ini tidak hanya membuat perjalanan lebih mudah, tapi juga meninggalkan kesan mendalam yang akan saya bawa pulang.
Pulang dengan Hati yang Baru
Saat kembali ke Lombok, saya merasa seperti orang yang berbeda. Ada ketenangan yang sulit dijelaskan. Semua doa, zikir, dan langkah di Tanah Suci terasa membekas.
Perjalanan umroh dari Lombok bersama travel yang tepat bukan sekadar perjalanan biasa. Ini adalah pengalaman yang menyentuh hati, memperkaya jiwa, dan mengubah cara pandang hidup.